Source: instagram @deeandbooks |
Judul: Scarlet (The Lunar Chronicles #2)
Penulis: Marissa Meyer
Penerbit: Spring
Edisi: Paperback
Bahasa: Bahasa Indonesia
Halaman: 444 halaman
ISBN13: 9786027150560
Rating: 4,75/5 🌟
Nenek Scarlet Benoit menghilang. Bahkan kepolisian berhenti mencari sang nenek dan menganggap Michelle Benoit melarikan diri atau bunuh diri.
Marah dengan perlakuan kepolisian, Scarlet membulatkan tekad untuk mencari neneknya bersama dengan seorang pemuda petarung jalanan bernama Wolf, yang kelihatannya menyimpan informasi tentang menghilangnya sang nenek.
Apakah benar Wolf bisa dipercaya? Rahasia apa yang disimpan neneknya sampai sang nenek harus menghilang?
Di belahan bumi yang lain, status Cinder berubah dari mekanik ternama menjadi buronan yang paling diinginkan diseluruh penjuru Persemakmuran Timur. Dapatkah Cinder sekali lagi menyelamatkan Pangeran Kai dan bumi dari Levana?
REVIEW
So, as you can tell from the cover, this book is the retelling version of Little Red Riddinghood. The main hero and heroine here are Wolf and Scarlet. Scarlet's grandma's missing, and she's willing to sacrifice herself—her own life—for her grandma's sake. She met Wolf, and he said he'll help her. But she didn't know his secret, his big secret which is related to her grandmother.
Scarlet adalah cucu seorang wanita pemilik perkebunan. Anak broken home. Dia tinggal dengan neneknya. Karakternya kuat. Gadis mandiri. Sayang akal sehatnya nggak bisa melindungi hatinya untuk jatuh cinta pada seorang yang berbahaya.
Sementara Wolf adalah pemuda misterius. Sifat dominannya nggak diragukan. Dia tipikal bad boy yang akan mendatangkan banyak masalah. Rahasianya merupakan plot twist terepic meskipun dari awal saya sudah curiga.
Selain fokus pada Scarlet dan Wolf, di sini kita juga bakal menemukan petualangan Cinder dan teman barunya—Throne.
Throne adalah narapidana. Kriminal besar di beberapa negara. Karakternya unik. Saya pikir dia adalah kriminal besar menakutkan. Ternyata dugaan saya salah besar.
Karakter Cinder juga banyak berkembang. Nah yang saya suka, Ms. Meyer berhasil membuat masing-masing karakter ini terlihat. Nggak cuma sebatas tempelan yang diceritakan dari sudut pandang orang lain.
Settingnya ada di Perancis. Perancis masa depan. Cukup mind blowing sih bagi saya membayangkan pesawat/jet jadi kendaraan umum (umum seperti mobil dan sepeda motor).
Saya suka plot twistsnya. Romance antara Scarlet dan Wolf membuat saya melupakan usia mereka. Sebagus itu? Iya. Meskipun nggak seromantis novel romance yang biasa saya baca. Petualangan Cinder dan Throne juga sayang menghibur.
Konfliknya memang lebih kelam darupada novel pendahulunya. Tapi setidaknya penyelesaiannya sangat memuaskan.
Yang paling penting, saya suka terjemahannya. Saya sempat ragu untuk melanjutkan membaca seri ini sebenarnya. Tapi karena terlanjur basah, kenapa nggak diteruskan berenang sampai tepi? Rasa penasaran saya nggak bisa dicegah karena ceritanya memang bagus. Saya cukup senang saat tahu terjemahannya bisa menangkap gaya bahasa Marissa Meyer. Memang jauh berbeda dari Cinder. Dan setelah saya cek, penerjemahnya memang berbeda.
Jadi, tiga alasan utama saya menyukai novel ini:
1) Terjemahannya bagus;I would sugest this book, if you haven't already read it.
2) Ceritanya unik;
3) Sisi dominan Wolf nggak bisa ditolak.
PS: Sayangnya, setiap buku dalam seri ini ini saling berhubungan. So, you have to read it from the first book.