Bertahan
By: Nina Kurnia Dewi
Bertahan...
Berdiri di kesunyian
Membesitkan luka dan harapan
Berdiri di kesunyian
Membesitkan luka dan harapan
**
Ini tentangnya dan
masih tentang dirinya. Tentang aku dan dia. Tentang rasa indah yang samar-samar
tumbuh lebih dari yang kumau. Rasa yang menikam nurani. Melukai lubuk hati.
Bersemanyam di dasar jiwa. Membesitkan sejuta harapan dan lara. Teramat
menyesakkan dada.
Aku tak pernah tahu
alasanku bertahan. Mempertahankan rasa ini. Tetap bertahan di balik hatinya
yang beku. Yang tak pernah tahu bahwasanya aku menunggu dirinya dalam diamku.
Dalam sepi aku memujanya. Tanpa kata, namun menggetarkan jiwa.
Kusebut namanya
dalam doa. Tak pernah lupa, selalu kutitipkan pesan tatkala aku bercengkrama
dengan bintang-bintang. Bukan pesan yang puitis atau romantis. Hanya lantunan
kata yang realistis.
Aku bukan penyair
yang mampu merangkai kata menjadi puisi indah untuk dirinya. Bukan cerpenis
yang handal mengolah kata-kata menjadi sebuah cerita. Bukan pula pianis yang
mampu menciptakan melodi-melodi sempurna untuk dia dengar. Aku adalah aku.
Seorang gadis biasa yang tak pernah sempurna. Tak punya apa-apa. Yang kupunya
hanya segenggam keyakinan untuk bertahan diatas luka yang dia goreskan.
Tak pernah
kupedulikan dia mengabaikanku. Aku tetap mencintainya tanpa sebab. Biarpun dia
tak pernah sekalipun membalasnya, aku akan tetap tersenyum. Karena di singgasana-Nya,
Tuhan selalu mencintaiku tanpa syarat.
***
Bertahan...
Berdiri seorang diri
Di tengah gelapnya malam dan teriknya siang
Tak peduli sekeras apapun angin berhembus
Sekuat apapun ombak menerjang
Berdiri seorang diri
Di tengah gelapnya malam dan teriknya siang
Tak peduli sekeras apapun angin berhembus
Sekuat apapun ombak menerjang
**
Kutatap sosok sawo matang itu dari tempatku. Wajahnya yang
rupawan selalu membuatku tak kuasa mengalihkan pandangan darinya. Alisnya yang
tebal, senyumnya yang menawan, membiusku. Membuai jiwaku dan mengajaknya
terbang. Lantas menghempaskannya di atas tebing terjal. Membiarkan luka tanpa
darah ini terbuka, dihempas angin dan ombak. Membiarkan jiwaku merasakan lara
tanpa obat penawar.
Aku mendesah pelan. Terlalu lama kuamati sosok rupawan itu.
Segera kualihkan pandanganku darinya. Aku tak pernah ingin dia tahu apa yang
berkecamuk di hatiku karena dirinya. Bagaimana rasa ini tumbuh menerjang batas
normal. Menyiksa jiwaku. Membelenggu batinku. Aku hanya ingin melihatnya
tersenyum dan bahagia, walau senyuman itu bukan tercipta karena aku.
“Eh permisi Dek, bisa tolong difotoin gak?” suara lembut itu
mengalun tiba-tiba.
Aku tersentak saat mengetahui pemiliknya. Seorang gadis
berparas cantik, primadona Nusantara High School yang tinggal di XII IPA
3. Jemarinya yang lentik menyodorkan sebuah Black Berry kepadaku. Hatiku
berdebar tak karuan. Bukan karena statusnya sebgai kakak kelasku. Bukan pula
karena label primadona yang melekat padanya. Namun pemuda rupawan yang berada
disampingnya. Sosok yang sedang mengulun senyum sempurna yang tertangkap lensa
kamera handphone di tanganku. Pemuda penghuni XII IPA 2 yang selama ini
menyita separuh hatiku. Mario Aditya.
Aku ikut tersenyum melihat guratan senyum di bibir pemuda
itu. Walau senyumku bukan senyum bahagia. Hanya segurat senyum palsu yang
menyesakkan dada. Yang mampu mengupas untaian luka.
“Makasih banyak,” kata gadis bernama Dewi itu seraya tersenyum
manis.
Aku hanya mengangguk kecil.
“Aku balik ke kelas dulu Kak,” kataku sembari berlalu dari
hadapannya.
Gadis itu mengangguk mengiyakan.
“Ify!!”
Suara baritone itu terdengar sangat jelas. Menembus
gendang telingaku. Mengalir lewat desiran darahku. Mendebarkan hati terdalamku.
Tanpa kata, aku berbalik. Manik mataku berusaha menatap mata elang pemilik
suara itu. Namun tertahan. Sinar matanya teramat menyilaukan.
“Iya Kak?” kataku ragu.
“Kamu Alyssa Saufika kelas XI IPA 1 kan?”
“Iya Kak,” jawabku linglung.
Bagaimana mungkin dia mengetahui hal itu sedang teramat
jarang orang yang tahu nama asliku?
“Oh iya. Makasih,”
“Sama-sama,” kataku hampir bergumam.
Segera kuputar tubuhku. Kuadu lagi sol sepatuku dengan lantai
marmer, meninggalkan sosok yang mampu mendebarkan hatiku.
***
Aku berjalan gontai menyusuri trotoar. Satu kilometer lagi,
aku sampai di istana kecilku. Tempat bernaungku bersama keluarga tercintaku. Sang
surya termat bersemangat mengalirkan hawa panas ke bumi siang ini. Peluhku mengucur
deras. Tak kupedulikan. Aku hanya ingin segera tiba di rumah.
“Ify?” pekik sebuah suara tiba-tiba.
Aku tersentak. Kuhentikan langkahku. Manik mataku mengikuti
desiran angin yang membawa suara itu.
“Kak Rio?” ucapku kaget.
Pemuda itu tersenyum tipis.
“Kok jalan kaki?”
“Iya Kak. Gak ada jemputan,”
“Masih jauh kan rumah kamu?”
“Iya..” lirihku.
Sosok sawo matang itu kembali memamerkan senyumnya.
“Ayo aku antar,” katanya yang cukup membuatku tersentak.
“Tapi...”
“Udah ayo cepetan,” katanya otoriter seraya memberi isyarat
kepadaku untuk menaiki Ninja putihnya.
Aku hanya diam. Dia sungguh membuatku berdebar-debar.
***
Siang berganti malam. Bulan berganti wajah. Aku mengenalnya. Dia
mengenalku. Hanya sebatas teman. Namun ada kata ‘istimewa’ yang melingkarinya. Atau
mungkin ‘teramat istimewa’ bagiku.
Ditemani cahaya rembulan dan kerlip bintang. Aku bertukar
pesan singkat dengan dirinya. Aku tahu Tuhan punya rencana. Dan rencana itu
akan indah pada waktunya.
Aku tersenyum. Jemari mengetikkan deretan alfabet dengan
rapi. Menekan tombol send, menunggu balasan darinya. Membalasnya lagi. Dan
terus berputar. Tak pernah sedikitpun aku merasa bosan.
From: Mario Aditya
Good night dear. Udah malam. Tidur duluan sayang :*
Aku tercekat saat membacanya. Nafasku tertahan di
tenggorokan. Bulir-bulir keringat dingin merembes lewat pori-pori telapak tangan
dan kakiku. Aku terdiam. Ritme itu kembali terdengar. Debaran segumpal daging
kecil yang bernama hati. Selalu seperti ini. Ini tentang dirinya.
***
Bertahan...
Menepis luka
Menyembunyikan lara
Menahan air mata
Menepis luka
Menyembunyikan lara
Menahan air mata
**
“Eh Fy, denger-denger nih, Kak Dewi taken sama Kak Rio lho,” suara
lembut teman sebangkuku itu nyaris memekakkan telingaku.
Aku terdiam beberapa saat. Membiarkan otakku mencerna
informasi yang baru saja didapatkannya.
“Oh, kapan?” tanyaku santai. Berusaha menepis luka yang
perlahan mulai terbuka.
“I don’t know exactly. Maybe yesterday,” jawabnya
sadar.
Gadis bernama Sivia itu tak pernah tahu dan tak akan
kubiarkan mengetahui perasaanku pada Tuan Mario. Cukuplah Tuhan, aku, dan
bintang malam yang mengetahuinya.
“Baguslah. Kan serasi,” timpalku.
“Wah.. Kak Dewi beruntung banget ya,”
“I think so,” kuulun senyum paksa.
Aku tahu, batinku tersiksa. Hatiku teriris. Jiwaku kehilangan
kendali. Namun sekalipun, aku tak akan pernah menumpahkan air mata ini di depan
siapapun. Cukup Tuhan tempatku mengadu. Cukup bintang yang melihat tangis
kepedihanku.
“Tapi entahlah Fy. Gue juga gatau pasti. Cuma kabar yang
beredar kayak gitu,” kata Sivia tiba-tiba.
Segera aku menatapnya.
“Bukan urusan kita lagi Vi. Gak usah dipikirin,” tukasku
segera.
Sivia bungkam. Nampaknya gadis itu heran mendapati perubahan
raut wajahku.
“Yadeh. Lo bener,”
***
Penghujung Juni tanpa bintang, 2012
Bintang,
entah kenapa kau juga ikut menghilang saat banyak hal yang ingin kuceritakan
padamu. Tentang betapa bahagianya aku saat dirinya mengetahui nama asliku, saat
dia tersenyum padaku. Saat dia mengantarku pulang.
Bintang,
tahukah kau? Dia membuatku berdebar-debar. Saat jarak antara aku dengan dirinya
hanya tinggal beberapa senti saja? Tahukah kau betapa bahagianya aku?
Bintang?
Apakah dia tahu aku selalu mengabadiakn momen istimewaku dengannya? Tahukah dia
jika aku tak pernah menghapus pesan singkat darinya? Bintang!!!
Bintang?
Tahukah dia betapa hancur hati ini saat mengetahui kenyataan pahit itu? Saat tahu
orang lain memilikinya lebih dahulu!! Mengapa rasa ini harus ada bintang? Mengapa?
Jawab aku bintang!!
***
Bertahan...
Tetap tegar
Tetap percaya
Keajaiban Tuhan akan datang
Tetap tegar
Tetap percaya
Keajaiban Tuhan akan datang
**
“Ify!!” panggil suara itu.
Aku tersenyum simpul, seperti biasa.
“Mau kasih peje Kak?” godaku kemudian.
Nampak Kak Rio terbelalak kaget.
“Peje?”
“Sama Kak Dewi kan?”
“Fy.. kok...” kalimatnya terpotong.
Aku tahu lanjutannya.
“Semua udah tau kok. Gak gentle nih main backstreet.
Gak ngomong juga. Payah ah Kak,” kataku seraya berusaha mengulun senyuman.
Dua ujung bibirku terangkat perlahan. Namun, tombak itu
menikam hatiku kian dalam. Meninggalkan luka tanpa darah.
“Ya... maaf Fy,” timpalnya kemudian.
Aku hanya tersenyum tipis.
“Fy, cerpen kamu bagus,” katanya samar.
Aku menoleh dan menatapnya lekat.
“Ya makasih udah mau baca,”
“Buat siapa?” tanyanya sigap.
Aku terdiam beberapa detik. Kuhela nafas panjang lantas
kubuka bibirku.
“Cerpen “Bertahan” kan? Itu untuk seorang teman ‘istimewa’
yang kukagumi dalam diam. Yang namanya selalu kusebut saat tiap aku bersujud
pada Tuhan. Yang selalu kubicarakan dengan bintang malam,” jawabku tanpa
memandangnya.
“Siapa Fy?”
“Kakak nggak perlu tahu,”
“Tapi dia harus tahu,”
“Kalau dia punya hati dan perasaan. Kalau dia manusia, nggak
perlu aku ungkapinpun, dia tahu siapa....” lirihku menahan air mata.
Aku berani bertaruh jika wajahku sudah merah padam. Hatiku terasa
sesak menahan rinai kepedihan ini.
“Fy....”
“Aku ke kelas dulu kak. Langgeng ya sama Kak Dewi,” kataku
tanpa mempedulikannya.
Tiap langkahku terasa begitu berat. Seberat hatiku berusaha
melupakannya. Seberat mencabut tombak lara itu dari lubuk hatiku. Tapi tidak!! Aku
tak akan pernah melupakannya. Aku akan bertahan di sini. Di tempatku. Dalam diam
dan sepi.
***
Bertahan...
Berdiri sendiri
Menunggu kepastian
Mengulun senyuman
Bersandar pada kepercayaan
Percaya pada keajaiban
Yang indah pada waktunya
Pasti akan datang
Berdiri sendiri
Menunggu kepastian
Mengulun senyuman
Bersandar pada kepercayaan
Percaya pada keajaiban
Yang indah pada waktunya
Pasti akan datang
**
***END***
7 comments
BAGUS banget ceritanya :) wahh...follback aku ya sai :) thx. aku dah follback kamu
ReplyDeletenana: makasih ya ;)
ReplyDeletesama seperti dongengku :')
ReplyDeleteabith: hehe :') thx for visit ya
ReplyDelete'tombak itu menikam hatiku kian dalam' rasanya jleb banget nin....
ReplyDeleteHaha kan gue suka banget sama jleb momen :p wkwk
Deletekelinci99
ReplyDeleteTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino