Aku disini.... sendiri. Namun tak benar-benar sendiri. Rasa itu, menemaniku disini. Rasa kagumku kepadamu, yang kian lama berubah menjadi benci. Sebenarnya bukan benci. Namun, harus kupaksa nuraniku untuk menyebutnya demikian, agar aku mampu melupakanmu. Dulu... aku hampir saja berhasil melakukannya. Hampir, ya, hampir saja. Kala itu aku tak lagi merindukan pesa singkat darimu. Bahkan lebih dari itu, aku...